Home » » HATI

HATI

Posted by Lentera Hati Manusia adalah Qolbu on Jumat, 03 Juli 2015

HATI atau QOLBU

Banyak ahli muslim terutama yang memperhatikan masalah akhlak kepada
Allah, mengemukakan bahwa hati manusia merupakan kunci pokok pembahasan
menuju pengetahuan tentang Tuhan. Hati, sebagai pintu dan sarana Tuhan
memperkenalkan kesempurnaan diri-Nya. "Tidak dapat memuat dzat-Ku bumi
dan langit-Ku, kecuali "Hati " hamba-Ku yang mukmin lunak dan tenang (
HR Abu Dawud ). Hanya melalui "hati manusialah" keseimbangan sejati
antara Tuhan dan kosmos bisa dicapai.

Al qur'an menggunakan istilah qalb (hati) 132 kali, makna dasar kata
itu ialah membalik, kembali, pergi maju mundur, berubah, naik turun.
Diambil dari latar belakangnya hati mempunyai sifat yang selalu
berubah, sebab hati adalah lokus dari kebaikan dan kejahatan ,
kebenaran dan kesalahan.

Hati adalah tempat dimana Tuhan mengungkapkan diri-Nya sendiri kepada
manusia. Kehadiran-Nya terasa didalam hati, dan wahyu maupun ilham
diturun-kan kedalam hati para Nabi maupun wali-Nya.

"Ketahuilah bahwa Tuhan membuat batasan antara manusia dan hatinya, dan
bahwa kepada-Nya lah kamu sekalian akan dikumpulkan" ( QS 8: 24)

"(Jibril) menurunkan wahyu kedalam hati nuranimu dengan izin Tuhan,
membenarkan wahyu sebelumnya, menjadi petunjuk dan kabar gembira bagi
orang-orang yang beriman" (QS 2:97)

Hati adalah pusat pandangan , pemahaman , dan ingatan ( dzikir )

"Apakah mereka tidak pernah bepergian dimuka bumi ini supaya hatinya
tersentak memikirkan kemusnahan itu, atau mengiang ditelinganya untuk
didengarkan ? sebenarnya yang buta bukan mata , melainkan " hati" yang
ada didalam dada." (QS 22:46)

"memang hati mereka telah kami tutup hingga mereka tidak dapat
memahaminya, begitu pula liang telinganya telah tersumbat" (QS 18:57 )

"Apakah mereka tidak merenungkan isi Alqur'an ? atau adakah hati mereka
yang terkunci ?" (QS 47:24)

"Janganlah kamu turutkan orang yang hatinya telah Kami alpakan dari
mengingat Kami (dzikir), orang yang hanya mengikuti hawa nafsunya saja,
dan keadaan orang itu sudah keterlaluan" (QS 18:28)

"Sesungguhnya telah Kami sediakan untuk penghuni neraka dari golongan
jin dan manusia; mereka mempunyai hati, tetapi tidak menggunakannya
untuk memaha-mi ayat-ayat Allah, mereka mempunyai mata, tetapi tidak
dipergunakan untuk melihat, mereka mempunyai telinga tetapi tidak
dipergunakan untuk mendengar. Mereka itu seperti binatang ternak ,
bahkan lebih sesat lagi. Mereka adalah orang -orang yang alpa ( tidak
berdzikir ) " ( Qs 7:179 )

Iman tumbuh dan bersemayam didalam hati ,begitu juga kekafiran,
kemungkaran serta penyelewengan dari jalan yang lurus. Oleh sebab itu,
Allah tetap menegaskan bahwa perilaku seseorang tidak bisa hanya
sekedar syarat sah rukun syariat saja, akan tetapi harus sampai kepada
pusat iman yaitu " hati ".

Mungkin kita hampir lupa bahwa peribadatan selalu menuntut pemurnian
hati (keikhlasan ), sehingga akan menghasilkan sesuatu yang haq serta
dampak iman secara langsung.

Iman yang pernah diikrarkan oleh kaum Arab badwi dihadapan Rasulullah
bukan kategori iman yang sebenarnya, sehingga seketika itu Allah
menurunkan wahyu untuk memperingatkan kepada mereka (Arab badwi)
"Orang-orang Badwi itu berkata : "kami telah beriman ". Katakanlah
(kepada mereka) " Kamu belum beriman " ,tetapi katakanlah " kami telah
tunduk ", karena iman itu belum masuk kedalam hatimu (Qs 49:14) .

Iman yang benar mempunyai ciri tersendiri dan diakui oleh alqur'an. Ia
tertegun dan terharu tatkala nama Allah disebut ... dan bahkan ia
terdorong ingin meluap-kan kegembiraan dan kerinduannya dengan menjerit
seraya bersujud dan menangis. Bergetar hatinya dan bertambahlah
imannya. Ia begitu kokoh dan mantap dalam setiap langkahnya karena
keihsanan bersama dengan Allah yang selalu menjaga. Ia akan selalu
berbisik kedalam lubuk hatinya tatkala menghadapi persoalan dan
kesulitan didunia, karena disitulah Allah meletakkan ilham sebagai
pegangan untuk menentukan sikap. Sehingga kaum beriman akan selalu
terjaga dalam hidayah dan bimbingan Allah Swt.

Firman Allah Swt :

"Suatu musibah tidak akan menimpa seseorang kecuali atas izin Allah.
Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, tentu Dia akan menunjuki
"hatinya". Dan Tuhan Maha Mengetahui segala-galanya" ( Qs 64:11)

" Keimanan telah ditetapkan Allah ke dalam " hatinya " serta dikokohkan
pula Ruh dari diri-Nya" (Qs 58:22 )

"Dan kami tunjang pula mereka dengan petunjuk , dan kami teguhkan hati
mereka" ( QS 18 : 13-14)


sholatsempurna.com


0 comments:

Posting Komentar

.comment-content a {display: none;}